Bahaya Merokok Aktif & Pasif
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, yang menjadi kebutuhan dasar derajat kesehatan masyarakat, salah satu aspeknya adalah:
“Tidak Ada Anggota KeluargaYang Merokok”
Setiap kali menghirup asap rokok, entah sengaja atau tidak, berarti
juga mengisap lebih dari 4.000 macam racun! Karena itulah, merokok sama
dengan memasukkan racun-racun tadi ke dalam rongga mulut dan tentunya
paru-paru. Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita
mungkiri. Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Kebiasaan merokok bukan saja
merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di sekitarnya.
Saat ini jumlah perokok, terutama perokok remaja terus bertambah,
khususnya di negara-negara berkembang. Keadaan ini merupakan tantangan
berat bagi upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Bahkan
organisasi kesehatan sedunia (WHO) telah memberikan peringatan bahwa
dalam dekade 2020-2030 tembakau akan membunuh 10 juta orang per tahun,
70% di antaranya terjadi di negara-negara berkembang.
Melalui resolusi tahun 1983, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah
menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia setiap
tahun.
Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah
diteliti dan dibuktikan oleh banyak orang. Efek-efek yang merugikan
akibat merokok pun sudah diketahui dengan jelas. Banyak penelitian
membuktikan bahwa kebiasaan merokok meningkatkan risiko timbulnya
berbagai penyakit. Seperti penyakit jantung dan gangguan pembuluh darah,
kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker osefagus,
bronkhitis, tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan
dan cacat pada janin.
Penelitian terbaru juga menunjukkan adanya bahaya dari
secondhand-smoke, yaitu asap rokok yang terhirup oleh orang-orang bukan
perokok karena berada di sekitar perokok, atau biasa disebut juga dengan
perokok pasif.
ZAT KIMIA
Rokok tentu tidak dapat dipisahkan dari bahan baku pembuatannya,
yakni tembakau. Di Indonesia, tembakau ditambah cengkih dan bahan-bahan
lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek, tembakau juga
dapat digunakan sebagai rokok linting, rokok putih, cerutu, rokok pipa,
dan tembakau tanpa asap (chewing tobacco atau tembakau kunyah).
Komponen gas asap rokok adalah karbon monoksida, amoniak, asam
hidrosianat, nitrogen oksida, dan formaldehid. Partikelnya berupa tar,
indol, nikotin, karbarzol, dan kresol. Zat-zat ini beracun, mengiritasi,
dan menimbulkan kanker (karsinogen).
NIKOTIN
Zat yang paling sering dibicarakan dan diteliti orang, meracuni saraf
tubuh, meningkatkan tekanan darah, menimbulkan penyempitan pembuluh
darah tepi, dan menyebabkan ketagihan dan ketergantungan pada
pemakainya. Kadar nikotin 4-6 mg yang diisap oleh orang dewasa setiap
hari sudah bisa membuat seseorang ketagihan. Di Amerika Serikat, rokok
putih yang beredar di pasaran memiliki kadar 8-10 mg nikotin per batang,
sementara di Indonesia berkadar nikotin 17 mg per batang.
TIMAH HITAM (Pb)
Timah hitam yang dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug.
Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis diisap dalam satu hari akan
menghasilkan 10 ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk
ke dalam tubuh adalah 20 ug per hari. Bisa dibayangkan, bila seorang
perokok berat menghisap rata-rata 2 bungkus rokok per hari, berapa
banyak zat berbahaya ini masuk ke dalam tubuh!
GAS KARBONMONOKSIDA (CO)
Karbon Monoksida memiliki kecenderungan yang kuat untuk berikatan
dengan hemoglobin dalam sel-sel darah merah. Seharusnya, hemoglobin ini
berikatan dengan oksigen yang sangat penting untuk pernapasan sel-sel
tubuh, tapi karena gas CO lebih kuat daripada oksigen, maka gas CO ini
merebut tempatnya “di sisi” hemoglobin. Jadilah, hemoglobin bergandengan
dengan gas CO. Kadar gas CO dalam darah bukan perokok kurang dari 1
persen, sementara dalam darah perokok mencapai 4 – 15 persen.
Berlipat-lipat!
TAR
Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia dalam komponen padat
asap rokok, dan bersifat karsinogen. Pada saat rokok dihisap, tar masuk
ke dalam rongga mulut sebagai uap padat. Setelah dingin, akan menjadi
padat dan membentuk endapan berwarna cokelat pada permukaan gigi,
saluran pernapasan, dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi antara
3-40 mg per batang rokok, sementara kadar tar dalam rokok berkisar 24 –
45 mg.
DAMPAK PARU-PARU
Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas
dan jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar
(hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada
saluran napas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat
bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada jaringan paru-paru, terjadi
peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.
Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul
perubahan pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya.
Hal ini menjadi dasar utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun
(PPOM). Dikatakan merokok merupakan penyebab utama timbulnya PPOM,
termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan asma.
Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5
dekade terakhir ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok,
terutama sigaret, dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang
secara tegas menyatakan bahwa rokok sebagai penyebab utama terjadinya
kanker paru-paru.
Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan,
dikenal sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko
terjadinya kanker. Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul
kanker paru-paru pada perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.
DAMPAK TERHADAP JANTUNG
Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan
penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di
negara industri maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta)
disebabkan gangguan sirkulasi darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit
jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke. Survei Depkes RI tahun 1986
dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari
9,7 persen (peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama).
Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung
tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok
juga berakibat buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer.
Asap yang diembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main
stream smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan
asap tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap
samping merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang
akan dihirup oleh orang lain atau perokok pasif.
Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis
di antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana
bahan racun ini lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya
karbon monoksida (CO) 5 kali lipat lebih banyak ditemukan pada asap
samping daripada asap utama, benzopiren 3 kali, dan amoniak 50 kali.
Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam lamanya dalam ruang
setelah rokok berhenti.
Umumnya fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin dan CO. Kedua
bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu
suplai oksigen ke otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja
miokard.
Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya
kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin
juga merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut
jantung, tekanan darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan
gangguan irama jantung. Nikotin juga mengganggu kerja saraf, otak, dan
banyak bagian tubuh lainnya. Nikotin mengaktifkan trombosit dengan
akibat timbulnya adhesi trombosit (penggumpalan) ke dinding pembuluh
darah.
Karbon monoksida menimbulkan desaturasi hemoglobin, menurunkan
langsung persediaan oksigen untuk jaringan seluruh tubuh termasuk
miokard. CO menggantikan tempat oksigen di hemoglobin, mengganggu
pelepasan oksigen, dan mempercepat aterosklerosis (pengapuran/penebalan
dinding pembuluh darah). Dengan demikian, CO menurunkan kapasitas
latihan fisik, meningkatkan viskositas darah, sehingga mempermudah
penggumpalan darah.
Nikotin, CO, dan bahan-bahan lain dalam asap rokok terbukti merusak
endotel (dinding dalam pembuluh darah), dan mempermudah timbulnya
penggumpalan darah. Di samping itu, asap rokok mempengaruhi profil
lemak. Dibandingkan dengan bukan perokok, kadar kolesterol total,
kolesterol LDL, dan trigliserida darah perokok lebih tinggi, sedangkan
kolesterol HDL lebih rendah.
PENYAKIT JANTUNG KORONER
Merokok terbukti merupakan faktor risiko terbesar untuk mati mendadak.
Risiko terjadinya penyakit jantung koroner meningkat 2-4 kali pada
perokok dibandingkan dengan bukan perokok. Risiko ini meningkat dengan
bertambahnya usia dan jumlah rokok yang diisap. Penelitian menunjukkan
bahwa faktor risiko merokok bekerja sinergis dengan faktor-faktor lain,
seperti hipertensi, kadar lemak atau gula darah yang tinggi, terhadap
tercetusnya PJK.
Perlu diketahui bahwa risiko kematian akibat penyakit jantung koroner
berkurang dengan 50 persen pada tahun pertama sesudah rokok dihentikan.
Akibat penggumpalan (trombosis) dan pengapuran (aterosklerosis) dinding
pembuluh darah, merokok jelas akan merusak pembuluh darah perifer.
PPDP yang melibatkan pembuluh darah arteri dan vena di tungkai bawah
atau tangan sering ditemukan pada dewasa muda perokok berat, sering akan
berakhir dengan amputasi.
PENYAKIT (STROKE)
Penyumbatan pembuluh darah otak yang bersifat mendadak atau stroke
banyak dikaitkan dengan merokok. Risiko stroke dan risiko kematian lebih
tinggi pada perokok dibandingkan dengan bukan perokok.
Dalam penelitian yang dilakukan di Amerika Serikat dan Inggris,
didapatkan kebiasaan merokok memperbesar kemungkinan timbulnya AIDS pada
pengidap HIV. Pada kelompok perokok, AIDS timbul rata-rata dalam 8,17
bulan, sedangkan pada kelompok bukan perokok timbul setelah 14,5 bulan.
Penurunan kekebalan tubuh pada perokok menjadi pencetus lebih mudahnya
terkena AIDS sehingga berhenti merokok penting sekali dalam langkah
pertahanan melawan AIDS.
Kini makin banyak diteliti dan dilaporkan pengaruh buruk merokok pada
ibu hamil, impotensi, menurunnya kekebalan individu, termasuk pada
pengidap virus hepatitis, kanker saluran cerna, dan lain-lain. Dari
sudut ekonomi kesehatan, dampak penyakit yang timbul akibat merokok
jelas akan menambah biaya yang dikeluarkan, baik bagi individu,
keluarga, perusahaan, bahkan negara.
Penyakit-penyakit yang timbul akibat merokok mempengaruhi penyediaan
tenaga kerja, terutama tenaga terampil atau tenaga eksekutif, dengan
kematian mendadak atau kelumpuhan yang timbul jelas menimbulkan kerugian
besar bagi perusahaan. Penurunan produktivitas tenaga kerja menimbulkan
penurunan pendapatan perusahaan, juga beban ekonomi yang tidak sedikit
bagi individu dan keluarga. Pengeluaran untuk biaya kesehatan meningkat,
bagi keluarga, perusahaan, maupun pemerintah.
KEBIASAAN MEROKOK
Sudah seharusnya upaya menghentikan kebiasaan merokok menjadi tugas
dan tanggung jawab dari segenap lapisan masyarakat. Usaha penerangan dan
penyuluhan, khususnya di kalangan generasi muda, dapat pula dikaitkan
dengan usaha penanggulangan bahaya narkotika, usaha kesehatan sekolah,
dan penyuluhan kesehatan masyarakat pada umumnya.
Tokoh-tokoh panutan masyarakat, termasuk para pejabat, pemimpin
agama, guru, petugas kesehatan, artis, dan olahragawan, sudah sepatutnya
menjadi teladan dengan tidak merokok. Perlu pula pembatasan kesempatan
merokok di tempat-tempat umum, sekolah, kendaraan umum, dan tempat
kerja; pengaturan dan penertiban iklan promosi rokok; memasang
peringatan kesehatan pada bungkus rokok dan iklan rokok.
Iklim tidak merokok harus diciptakan. Ini harus dilaksanakan serempak
oleh kita semua, yang menginginkan tercapainya negara dan bangsa
Indonesia yang sehat dan makmur.
GERBANG NARKOBA
Akibat kronik yang paling gawat dari penggunaan nikotin adalah
ketergantungan. Sekali seseorang menjadi perokok, akan sulit mengakhiri
kebiasaan itu baik secara fisik maupun psikologis. Merokok menjadi
sebuah kebiasaan yang kompulsif, dimulai dengan upacara menyalakan rokok
dan menghembuskan asap yang dilakukan berulang-ulang.
Karena sifat adiktifnya (membuat seseorang menjadi ketagihan) rokok
dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM IV)
dikelompokkan menjadi Nicotine Related Disorders. Sedangkan WHO
menggolongkannya sebagai bentuk ketagihan. Proses farmakologis dan
perilaku yang menentukan ketagihan tembakau sama dengan proses yang
menimbulkan ketagihan pada obat, seperti heroin dan kokain.
Nikotin mempunyai sifat mempengaruhi dopamin otak dengan proses yang
sama seperti obat-obatan tersebut. Dalam urutan sifat ketagihan zat
psikoaktif, nikotin lebih menimbulkan ketagihan dibanding heroin,
kokain, alkohol, kafein dan marijuana. Menurut Flemming, Glyn dan
Ershler merokok merupakan tingkatan awal untuk menjadi penyalahguna
obat-obatan (drug abuse). Mencoba merokok secara signifikan membuka
peluang penggunaan obat-obatan terlarang di masa yang akan datang.
Berdasarkan data epidemiologi diketahui kurang lebih 20% dari perokok
memiliki risiko delapan kali menjadi penyalahguna NAPZA, dan berisiko
sebelas kali untuk menjadi peminum berat dibandingkan dengan mereka yang
tidak merokok. Perhatian khusus mengenai masalah ini dikaitkan dengan
meningkatnya jumlah perokok remaja.
Menangani masalah kebiasaan merokok pada remaja diharapkan dapat
mencegah masalah yang akan timbul dikemudian hari berkaitan kebiasaan
tersebut, salah satunya adalah pencegahan penyalahgunaan narkoba.
Menurut Teddy Hidayat, Spesialis Kedokteran Jiwa, Remaja yang berisiko
tinggi adalah remaja-remaja yang memiliki sifat pemuasaan segera, kurang
mampu menunda keinginan, merasa kosong dan mudah bosan, mudah cemas,
gelisah, dan depresif.
Pemahaman tentang kebiasaan merokok dan kecenderungan sifat
kepribadian seseorang akan sangat membantu upaya menghentikan kebiasaan
yang merugikan tersebut. Untuk pencegahan kebiasaan merokok pada
anak-anak dan remaja. Orang tua serta guru memegang peranan besar untuk
mengawasi, memberikan informasi yang benar dan yang terpenting tidak
menjadi contoh perilaku individu yang ketagihan kebiasaan merokok.
GANGGU KESEHATAN JIWA
Merokok berkaitan erat dengan disabilitas dan penurunan kualitas
hidup. Dalam sebuah penelitian di Jerman sejak tahun 1997-1999 yang
melibatkan 4.181 responden, disimpulkan bahwa responden yang memilki
ketergantungan nikotin memiliki kualitas hidup yang lebih buruk, dan
hampir 50% dari responden perokok memiliki setidaknya satu jenis
gangguan kejiwaan. Selain itu diketahui pula bahwa pasien gangguan jiwa
cenderung lebih sering menjadi perokok, yaitu pada 50% penderita
gangguan jiwa, 70% pasien maniakal yang berobat rawat jalan dan 90% dari
pasien-pasien skizrofen yang berobat jalan.
Berdasaran penelitian dari CASA (Columbian University`s National
Center On Addiction and Substance Abuse), remaja perokok memiliki risiko
dua kali lipat mengalami gejala-gejala depresi dibandingkan remaja yang
tidak merokok. Para perokok aktif pun tampaknya lebih sering mengalami
serangan panik dari pada mereka yang tidak merokok Banyak penelitian
yang membuktikan bahwa merokok dan depresi merupakan suatu hubungan yang
saling berkaitan. Depresi menyebabkan seseorang merokok dan para
perokok biasanya memiliki gejala-gejala depresi dan kecemasan
(ansietas).
Sebagian besar penderita depresi mengaku pernah merokok di dalam
hidupnya. Riwayat adanya depresi pun berkaitan dengan ada tidaknya
gejala putus obat (withdrawal) terhadap nikotin saat seseorang
memutuskan berhenti merokok. Sebanyak 75% penderita depresi yang mencoba
berhenti merokok mengalami gejala putus obat tersebut. Hal ini tentunya
berkaitan dengan meningkatnya angka kegagalan usaha berhenti merokok
dan relaps pada penderita depresi.
Selain itu, gejala putus zat nikotin mirip dengan gejala depresi.
Namun, dilaporkan bahwa gejala putus obat yang dialami oleh pasien
depresi lebih bersifat gejala fisik misalnya berkurangnya konsentrasi,
gangguan tidur, rasa lelah dan peningkatan berat badan).
Nikotin sebagai obat gangguan kejiwaan Merokok sebagai salah satu
bentuk terapi untuk gangguan kejiwaan masih menjadi perdebatan yang
kontroversial. Gangguan kejiwaan dapat menyebabkan seseorang untuk
merokok dan merokok dapat menyebabkan gangguan kejiwaan, walau jumlahnya
sangat sedikit, sekitar 70% perokok tidak memiliki gejala gangguan
jiwa.
Secara umum merokok dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi,
menekan rasa lapar, menekan kecemasan, dan depresi. Dalam beberapa
penelitian nikotin terbukti efektif untuk pengobatan depresi. Pada
dasarnya nikotin memberikan peluang yang menjanjikan untuk digunakan
sebagai obat psikoaktif. Namun nikotin memiliki terapheutic index yang
sangat sempit, sehingga rentang antara dosis yang tepat untuk terapi dan
dosis yang bersifat toksis sangatlah sempit.
Sehingga dipikirkan suatu bentuk pemberian nikotin tidak dalam bentuk
murni tetapi dalam bentuk analognya. Namun, kerangka pemikiran
pemberian nikotin sebagai obat tidaklah dalam bentuk kebiasaan merokok.
Seperti halnya morfin yang digunakan sebagai obat analgesik kuat
(penahan rasa sakit), pemberiannya harus dalam pengawasan dokter.
Gawatnya, saat ini nikotin bisa didapatkan dengan bebas dan mudah dalam
sebatang rokok, hal ini perlu diwaspadai karena kebiasaan merokok tidak
lantas menjadi sebuah pembenaran untuk pengobatan gejala gangguan
kejiwaan.
SISTIM REPRODUKSI
Studi tentang rokok dan reproduksi yang dilakukan sepanjang 2 dekade
itu berkesimpulan bahwa merokok dapat menyebabkan rusaknya sistim
reproduksi seseorang mulai dari masa pubertas sampai usia dewasa
Pada penelitian yang dilakukan Dr. Sinead Jones, direktur The British
Medical Assosiation’s Tobacco Control Resource Centre, ditemukan bahwa
wanita yang merokok memiliki kemungkinan relatif lebih kecil untuk
mendapatkan keturunan.
pria akan mengalami 2 kali resiko terjadi infertil (tidak subur)
serta mengalami resiko kerusakan DNA pada sel spermanya. Sedangkan hasil
penelitian pada wanita hamil terjadi peningkatan insiden keguguran.
Penelitian tersebut mengatakan dari 3000 sampai 5000 kejadian keguguran
per tahun di Inggris, berhubungan erat dengan merokok.
120.000 pria di Inggris yang berusia antara 30 sampai50 tahun
mengalami impotensi akibat merokok. Lebih buruk lagi, rokok berimplikasi
terhadap 1200 kasus kanker rahim per tahunnya.
WANITA MEROKOK, MENOPAUSE DINI
Perempuan yang merokok sangat mungkin untuk mulai memasuki masa
menopause sebelum usia 45 tahun dan juga membuat mereka menghadapi
resiko osteoporosis dan serangan jantung, demikian laporan beberapa
peneliti Norwegia.
“Di antara sebanyak 2.123 perempuan yang berusia 59 sampai 60 tahun,
mereka yang saat ini merokok, 59% lebih mungkin mengalami menopause dini
dibandingkan dengan perempuan yang tidak merokok,” kata Dr. Thea F.
Mikkelsen dari University of Oslo dan rekannya.
Bagi perokok paling berat, resiko menopause dini hampir dua kali
lipat. Namun, perempuan yang dulunya merokok, tapi berhenti setidaknya
10 tahun sebelum menopause, pada dasarnya kurang mungkin untuk berhenti
menstruasi dibandingkan dengan perokok sebelum usia 45 tahun.
Ada bukti bahwa merokok belakangan dalam kehidupan membuat seorang
perempuan lebih mungkin untuk mengalami menopause dini, sedangkan
perokok yang berhenti sebelum berusia setengah baya mungkin tak
terpengaruh, kata Mikkelsen dan timnya di dalam jurnal Online, BMC
Public Health.
Mereka meneliti hubungan lebih lanjut dan menetapkan apakah menjadi
perokok pasif juga mungkin mempengaruhi waktu menopause. Para peneliti
tersebut mendapati bahwa hampir 10% perempuan memasuki menopause sebelum
usia 45 tahun.
Dampak Asap Rokok
1. Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan
kimia yang 200 diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat
menyebabkan kanker bagi tubuh. Beberapa zat yang sangat berbahaya yaitu
tar, nikotin, karbon monoksida, dsb.
2. Asap rokok yang baru mati di asbak mengandung
tiga kali lipat bahan pemicu kanker di udara dan 50 kali mengandung
bahan pengeiritasi mata dan pernapasan. Semakin pendek rokok semakin
tinggi kadar racun yang siap melayang ke udara. Suatu tempat yang
dipenuhi polusi asap rokok adalah tempat yang lebih berbahaya daripada
polusi di jalanan raya yang macet.
3. Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena
rokok bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang
perokok berat akan memilih merokok daripada makan jika uang yang dimilikinya terbatas.
4. Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan
orang yang tergolong miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan
keluarganya sering dialihkan untuk membeli rokok. Rokok dengan merk
terkenal biasanya dimiliki oleh perusahaan rokok asing yang berasal dari
luar negeri, sehingga uang yang dibelanjakan perokok sebagaian akan
lari ke luar negeri yang mengurangi devisa negara. Pabrik rokok
yang mempekerjakan banyak buruh tidak akan mampu meningkatkan taraf
hidup pegawainya, sehingga apabila pabrik rokok ditutup para buruh dapat
dipekerjakan di tempat usaha lain yang lebih kreatif dan mendatangkan
devisa.
5. Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum
merokok untuk merokok agar merasakan penderitaan yang sama dengannya,
yaitu terjebak dalam ketagihan asap rokok yang jahat. Sebagian perokok
juga ada yang secara sengaja merokok di tempat umum agar asap rokok yang dihembuskan dapat terhirup orang lain, sehingga orang lain akan terkena penyakit kanker.
6. Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga rokok
dapat dikategorikan sebagai benda atau barang haram yang harus dihindari
dan dijauhi sejauh mungkin. Ulama atau ahli agama yang merokok mungkin
akan memiliki persepsi yang berbeda dalam hal ini.
Kesimpulan :
Jadi dapat disimpulkan bahwa merokok merupakan kegiatan bodoh yang
dilakukan manusia yang mengorbankan uang, kesehatan, kehidupan sosial,
pahala, persepsi positif, dan lain sebagainya.
Bagi Kalian yang belum merokok “Anda orang Pintar + Smart”, Hindarilah, janganlah terpengaruh dengan Lingkungan.
Bagi yang sudah terlanjur merokok, maka berhentilah, sayangilah diri anda dan orang-orang yang ada disekitar anda.
Sumber : BahayaMerokok.com dan Dari Berbagai Sumber Lainya.
Saran : Bila mencari Pasangan, Carilah Pasangan untuk Anda yang benci
“ROKOK” untuk merubah hidup Anda dan menjauhkan Anda dari Dunia
penyakit. ^_^
Semoga Artikel Ini bermanfaat.