Psikologi Pendidikan

                                                          PSIKOLOGI PENDIDIKAN


A. Pendahuluan
Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar (Whiterington, 1982:10). Dari batasan di atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan belajar. Karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar.
Karena konsentrasinya pada persoalan belajar, yakni persoalan-persoalan yang senantiasa melekat pada subjek didik, maka konsumen utama psikologi pendidikan ini pada umumnya adalah pada pendidik. Mereka memang dituntut untuk menguasai bidang ilmu ini agar mereka, dalam menjalankan fungsinya, dapat menciptakan kondisi-kondisi yang memiliki daya dorong yang besar terhadap berlangsungnya tindakan-tindakan belajar secara efektif.



B. Mendorong Tindakan Belajar
Pada umumnya orang beranggapan bahwa pendidik adalah sosok yang memiliki sejumlah besar pengetahuan tertentu, dan berkewajiban menyebarluaskannya kepada orang lain. Demikian juga, subjek didik sering dipersepsikan sebagai sosok yang bertugas mengkonsumsi informasi-informasi dan pengetahuan yang disampaikan pendidik. Semakin banyak informasi pengetahuan yang mereka serap atau simpan semakin baik nilai yang mereka peroleh, dan akan semakin besar pula pengakuan yag mereka dapatkan sebagai individu terdidik.
Anggapan-anggapan seperti ini, meskipun sudah berusia cukup tua, tidak dapat dipertahankan lagi. Fungsi pendidik menjejalkan informasi pengetahuan sebanyak-banyakya kepada subjek didik dan fungsi subjek didik menyerap dan mengingat-ingat keseluruhan informasi itu, semakin tidak relevan lagi mengingat bahwa pengetahuan itu sendiri adalah sesuatu yang dinamis dan tidak terbatas. Dengan kata lain, pengetahuan-pengetahuan (yang dalam perasaan dan pikiran manusia dapat dihimpun) hanya bersifat sementara dan berubah-ubah, tidak mutlak (Goble, 1987 : 46). Gugus pengetahuan yang dikuasai dan disebarluaskan saat ini, secara relatif, mungkin hanya berfungsi untuk saat ini, dan tidak untuk masa lima hingga sepuluh tahun ke depan. Karena itu, tidak banyak artinya menjejalkan informasi pengetahuan kepada subjek didik, apalagi bila hal itu terlepas dari konteks pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari.
Namun demikian bukan berarti fungsi traidisional pendidik untuk menyebarkan informasi pengetahuan harus dipupuskan sama sekali. Fungsi ini, dalam batas-batas tertentu, perlu dipertahankan, tetapi harus dikombinasikan dengan fungsi-fungsi sosial yang lebih luas, yakni membantu subjek didik untuk memadukan informasi-informasi yang terpecah-pecah dan tersebar ke dalam satu falsafah yang utuh. Dengan kata lain dapat diungkapkan bahwa menjadi seorang pendidik dewasa ini berarti juga menjadi “penengah” di dalam perjumpaan antara subjek didik dengan himpunan informasi faktual yang setiap hari mengepung kehidupan mereka.
Sebagai penengah, pendidik harus mengetahui dimana letak sumber-sumber informasi pengetahuan tertentu dan mengatur mekanisme perolehannya apabila sewaktu-waktu diperlukan oleh subjek didik.Dengan perolehan informasi pengetahuan tersebut, pendidik membantu subjek didik untuk mengembangkan kemampuannya mereaksi dunia sekitarnya. Pada momentum inilah tindakan belajar dalam pengertian yang sesungguhya terjadi, yakni ketika subjek didik belajar mengkaji kemampuannya secara realistis dan menerapkannya untuk mencapai kebutuhan-kebutuhannya.
Dari deskripsi di atas terlihat bahwa indikator dari satu tindakan belajar yang berhasil adalah : bila subjek didik telah mengembangkan kemampuannya sendiri. Lebih jauh lagi, bila subjek didik berhasil menemukan dirinya sendiri ; menjadi dirinya sendiri. Faure (1972) menyebutnya sebagai “learning to be”.
Adalah tugas pendidik untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi berlangsungnya tindakan belajar secara efektif. Kondisi yang kondusif itu tentu lebih dari sekedar memberikan penjelasan tentang hal-hal yang termuat di dalam buku teks, melainkan mendorong, memberikan inspirasi, memberikan motif-motif dan membantu subjek didik dalam upaya mereka mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan (Whiteherington, 1982:77). Inilah fungsi motivator, inspirator dan fasilitator dari seorang pendidik.



C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Agar fungsi pendidik sebagai motivator, inspirator dan fasilitator dapat dilakonkan dengan baik, maka pendidik perlu memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar subjek didik. Faktor-faktor itu lazim dikelompokkan atas dua bahagian, masing-masing faktor fisiologis dan faktor psikologis (Depdikbud, 1985 :11).



1. Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis ini mencakup faktor material pembelajaran, faktor lingkungan, faktor instrumental dan faktor kondisi individual subjek didik.Material pembelajaran turut menentukan bagaimana proses dan hasil belajar yang akan dicapai subjek didik. Karena itu, penting bagi pendidik untuk mempertimbangkan kesesuaian material pembelajaran dengan tingkat kemampuan subjek didik ; juga melakukan gradasi material pembelajaran dari tingkat yang paling sederhana ke tingkat lebih kompeks.
Faktor lingkungan, yang meliputi lingkungan alam dan lingkungan sosial, juga perlu mendapat perhatian. Belajar dalam kondisi alam yang segar selalu lebih efektif dari pada sebaliknya. Demikian pula, belajar padapagi hari selalu memberikan hasil yang lebih baik dari pada sore hari. Sementara itu, lingkungan sosial yang hiruk pikuk, terlalu ramai, juga kurang kondisif bagi proses dan pencapaian hasil belajar yang optimal.
Yang tak kalah pentingnya untuk dipahami adalah faktor-faktor instrumental, baik yang tergolong perangkat keras (hardware) maupun perangkat lunak (software). Perangkat keras seperti perlangkapan belajar, alat praktikum, buku teks dan sebagainya sangat berperan sebagai sarana pencapaian tujuan belajar. Karenanya, pendidik harus memahami dan mampu mendayagunakan faktor-faktor instrumental ini seoptimal mungkin demi efektifitas pencapaian tujuan-tujuan belajar.
Faktor fisiologis lainnya yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar adalah kondisi individual subjek didik sendiri. Termasuk ke dalam faktor ini adalah kesegaran jasmani dan kesehatan indra. Subjek didik yang berada dalam kondisi jasmani yang kurang segar tidak akan memiliki kesiapan yang memadai untuk memulai tindakan belajar.



2. Faktor Psikologis
Faktor-faktor psikologis yang berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar, jumlahnya banyak sekali, dan masing-masingnya tidak dapat dibahas secara terpisah.
Perilaku individu, termasuk perilaku belajar, merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas yang lahir sebagai hasil akhir saling pengaruh antara berbagai gejala, seperti perhatian, pengamatan, ingatan, pikiran dan motif.



2.1. Perhatian
Tentulah dapat diterima bahwa subjek didik yang memberikan perhatian intensif dalam belajar akan memetik hasil yang lebih baik. Perhatian intensif ditandai oleh besarnya kesadaran yang menyertai aktivitas belajar. Perhatian intensif subjek didik ini dapat dieksloatasi sedemikian rupa melalui strategi pembelajaran tertentu, seperti menyediakan material pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan subjek didik, menyajikan material pembelajaran dengan teknik-teknik yang bervariasi dan kreatif, seperti bermain peran (role playing), debat dan sebagainya.
Strategi pemebelajaran seperti ini juga dapat memancing perhatian yang spontan dari subjek didik. Perhatian yang spontan dimaksudkan adalah perhatian yang tidak disengaja, alamiah, yang muncul dari dorongan-dorongan instingtif untuk mengetahui sesuatu, seperti kecendrungan untuk mengetahui apa yang terjadi di sebalik keributan di samping rumah, dan lain-lain. Beberapa hasil penelitian psikologi menunjukkan bahwa perhatian spontan cendrung menghasilkan ingatan yang lebih lama dan intensif dari pada perhatian yang disengaja.



2.2. Pengamatan
Pengamatan adalah cara pengenalan dunia oleh subjek didik melalui penglihatan, pendengaran, perabaan, pembauan dan pengecapan. Pengamatan merupakan gerbang bai masuknya pengaruh dari luar ke dalam individu subjek didik, dan karena itu pengamatan penting artinya bagi pembelajaran.
Untuk kepentingan pengaturan proses pembelajaran, para pendidik perlu memahami keseluruhan modalitas pengamatan tersebut, dan menetapkan secara analitis manakah di antara unsur-unsur modalitas pengamatan itu yang paling dominan peranannya dalam proses belajar. Kalangan psikologi tampaknya menyepakati bahwa unsur lainnya dalam proses belajar. Dengan kata lain, perolehan informasi pengetahuan oleh subjek didik lebih banyak dilakukan melalui penglihatan dan pendengaran.
Jika demikian, para pendidik perlu mempertimbangkan penampilan alat-alat peraga di dalam penyajian material pembelajaran yang dapat merangsang optimalisasi daya penglihatan dan pendengaran subjek didik. Alat peraga yang dapat digunakan, umpamanya ; bagan, chart, rekaman, slide dan sebagainya.



2.3. Ingatan
Secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan berfungsinya ingatan, yakni (1) menerima kesan, (2) menyimpan kesan, dan (3) memproduksi kesan. Mungkin karena fungsi-fungsi inilah, istilah “ingatan” selalu didefinisikan sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan.
Kecakapan merima kesan sangat sentral peranannya dalam belajar. Melalui kecakapan inilah, subjek didik mampu mengingat hal-hal yang dipelajarinya.
Dalam konteks pembelajaran, kecakapan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, di antaranya teknik pembelajaran yang digunakan pendidik. Teknik pembelajaran yang disertai dengan penampilan bagan, ikhtisar dan sebagainya kesannya akan lebih dalam pada subjek didik. Di samping itu, pengembangan teknik pembelajaran yang mendayagunakan “titian ingatan” juga lebih mengesankan bagi subjek didik, terutama untuk material pembelajaran berupa rumus-rumus atau urutan-urutan lambang tertentu. Contoh kasus yang menarik adalah mengingat nama-nama kunci nada g (gudeg), d (dan), a (ayam), b (bebek) dan sebagainya.
Hal lain dari ingatan adalah kemampuan menyimpan kesan atau mengingat. Kemampuan ini tidak sama kualitasnya pada setiap subjek didik. Namun demikian, ada hal yang umum terjadi pada siapapun juga : bahwa segera setelah seseorang selesai melakukan tindakan belajar, proses melupakan akan terjadi. Hal-hal yang dilupakan pada awalnya berakumulasi dengan cepat, lalu kemudian berlangsung semakin lamban, dan akhirnya sebagian hal akan tersisa dan tersimpan dalam ingatan untuk waktu yang relatif lama.
Untuk mencapai proporsi yang memadai untuk diingat, menurut kalangan psikolog pendidikan, subjek didik harus mengulang-ulang hal yang dipelajari dalam jangka waktu yang tidak terlalu lama. Implikasi pandangan ini dalam proses pembelajaran sedemikian rupa sehingga memungkinkan bagi subjek didik untuk mengulang atau mengingat kembali material pembelajaran yang telah dipelajarinya. Hal ini, misalnya, dapat dilakukan melalui pemberian tes setelah satu submaterial pembelajaran selesai.
Kemampuan resroduksi, yakni pengaktifan atau prosesproduksi ulang hal-hal yang telah dipelajari, tidak kalah menariknya untuk diperhatikan. Bagaimanapun, hal-hal yang telah dipelajari, suatu saat, harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan tertentu subjek didik, misalnya kebutuhan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam ujian ; atau untuk merespons tantangan-tangan dunia sekitar.
Pendidik dapat mempertajam kemampuan subjek didik dalam hal ini melalui pemberian tugas-tugas mengikhtisarkan material pembelajaran yang telah diberikan.



2.4. Berfikir
Definisi yang paling umum dari berfikir adalah berkembangnya ide dan konsep (Bochenski, dalam Suriasumantri (ed), 1983:52) di dalam diri seseorang. Perkembangan ide dan konsep ini berlangsung melalui proses penjalinan hubungan antara bagian-bagian informasi yang tersimpan di dalam didi seseorang yang berupa pengertian-perngertian. Dari gambaran ini dapat dilihat bahwa berfikir pada dasarnya adalah proses psikologis dengan tahapan-tahapan berikut : (1) pembentukan pengertian, (2) penjalinan pengertian-pengertian, dan (3) penarikan kesimpulan.
Kemampuan berfikir pada manusia alamiah sifatnya. Manusia yang lahir dalam keadaan normal akan dengan sendirinya memiliki kemampuan ini dengan tingkat yang reletif berbeda. Jika demikian, yang perlu diupayakan dalam proses pembelajaran adalah mengembangkan kemampuan ini, dan bukannya melemahkannya. Para pendidik yang memiliki kecendrungan untuk memberikan penjelasan yang “selengkapnya” tentang satu material pembelajaran akan cendrung melemahkan kemampuan subjek didik untuk berfikir. Sebaliknya, para pendidik yang lebih memusatkan pembelajarannya pada pemberian pengertian-pengertian atau konsep-konsep kunci yang fungsional akan mendorong subjek didiknya mengembangkan kemampuan berfikir mereka. Pembelajaran seperti ni akan menghadirkan tentangan psikologi bagi subjek didik untuk merumuskan kesimpulan-kesimpulannya secara mandiri.



2.5. Motif
Motif adalah keadaan dalam diri subjek didik yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu. Motif boleh jadi timbul dari rangsangan luar, seperti pemberian hadiah bila seseorang dapat menyelesaikan satu tugas dengan baik. Motif semacam ini sering disebut motif ekstrensik. Tetapi tidak jarang pula motif tumbuh di dalam diri subjek didik sendiri yang disebut motif intrinsik. Misalnya, seorang subjek didik gemar membaca karena dia memang ingin mengetahui lebih dalam tentang sesuatu.
Dalam konteks belajar, motif intrinsik tentu selalu lebih baik, dan biasanya berjangka panjang. Tetapi dalam keadaan motif intrinsik tidak cukup potensial pada subjek didik, pendidik perlu menyiasati hadirnya motif-motif ekstrinsik. Motif ini, umpamanya, bisa dihadirkan melalui penciptaan suasana kompetitif di antara individu maupun kelompok subjek didik. Suasana ini akan mendorong subjek didik untuk berjuang atau berlomba melebihi yang lain.Namun demikian, pendidik harus memonitor suasana ini secara ketat agar tidak mengarah kepada hal-hal yang negatif.
Motif ekstrinsik bisa juga dihadirkan melalui siasat “self competition”, yakni menghadirkan grafik prestasi individual subjek didik.Melalui grafik ini, setiap subjek didik dapat melihat kemajuan-kemajuannya sendiri. Dan sekaligus membandingkannya dengan kemajuan yang dicapai teman-temannya.Dengan melihat grafik ini, subjek didik akan terdorong untuk meningkatkan prestasinya supaya tidak berada di bawah prestasi orang lain.



Pembahasan Tentang Pembawaan dan Keturunan

  1. Perbedaan Pembawaan dengan Keturunan

  1. Pengertian Pembawaan secara umum.
Pembawaan adalah suatu sifat yang dimiliki individu bukan diturunkan dari orang tua melainkan sifat yang merupakan anugerah dari Allah Swt.
Kata “Pembawaan” mengandung arti yang lebih luas, yaitu semua sifat-sifat, ciri-ciri dan kesanggupan-kesanggupan yang dibawa sejak lahir.
Pembawaan ialah seluruh kemungkinan yang terkandung dalam sel benih yang akan berkembang untuk mencapai perwujudannya. Andai kata ada seorang anak yang ketika dilahirkan telah membawa suatu cacat pada bagian tubuhnya (umpamanya berbibir sumbing, atau tiada berdaun telinga), dalam hal yang demikian tidak dapat dikatakan atau bahwa hal tersebut karena disebabkan oleh faktor-faktor turunan. Mungkin hal itu disebabkan karena akibat yang terjadi dalam pertumbuhan embrio yang tidak normal, umpamanya karena sang ibu suka minum-minuman keras dll. Jadi cacat disini disebabkan karena faktor-faktor yang diperoleh dalam masa pertumbuhannya atau dibawa sejak kelahirannya, bukan diperoleh melalui keturunan.

  1. Pengertian Keturunan secara umum.
Keturunan adalah suatu sifat yang kita miliki yang diturunkan berasal dari gen orang tua. Keturunan juga merupakan sifat-sifat yang ada pada seseorang yang diwariskan (ada persamaan dengan orang yang mewariskannya) melalui sel-sel kelamin dari generasi yang satu kepada generasi yang lain.
Jadi dapat disimpulkan bahwa antara pembawaan dan keturunan sama-sama merupakan sifat yang dimiliki individu, hanya saja sifat yang dimiliki itu ada yang diturunkan melalui gen orang tua dan ada juga bukan diturunkan dari orang tua melainkan merupakan anugerah dari Allah Swt.

  1. Pengaruh Faktor Lingkungan terhadap perkembangan individu.
  1. Pengertian dan macam lingkungan.
Sartain (ahli psikologis AS) mengatakan yang dimaksud dengan lingkungan meliputi semua kondisi yang ada dalam dunia ini yang dengan cara-cara tertentu mempengaruhi tingkah laku dan perkembangan. Sartain membagi lingkungan itu menjadi tiga bagian, yaitu:
  1. Lingkungan alam atau luar adalah segala sesuatu yang ada dalam dunia ini yang bukan manusia, seperti rumah, tumbuh-tumbuhan, iklim, air dan hewan.
  2. Lingkungan dalam adalah segala sesuatu yang telah termasuk kedalam diri yang dapat mempengaruhi fisik.
  3. Lingkungan sosial adalah semua orang atau manusia lain yang mempengaruhi.

  1. Bagaimana Individu berhubungan dengan lingkungan.
Kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem psikofisik dalam individu yang turut menentukan cara-caranya yang unik dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungan. Menurut Woodwort cara-cara individu itu berhubungan dengan lingkungannya dapat dibedakan menjadi empat :
  1. Individu bertentangan dengan lingkungan.
  2. Individu menggunakan lingkungannya.
  3. Individu berpartisipasi dengan lingkungan.
  4. Individu menyesuaikan diri dengan lingkungan.
Dalam arti yang luas menyesuaikan diri itu berarti:
  1. Mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan.
Contoh: Mahasiswa yang belajar di negeri asing, Inggris misalnya, ia menyesuaikan diri dengan lingkungan alam dan sosial disana. Ia mulai belajar berpakaian panas dan tebal, bertingkah laku layaknya masyarakat disana.
  1. Mengubah lingkungan sesuai dengan kehendak diri pribadi
Contoh: orang transmigrasi jawa tengah ke sumatera atau kalimantan, meskipun setibanya mereka di tempat yang baru itu mereka membuat dan mengatur rumahnya serta ladangnya menurut apa yang telah biasa mereka lakukan ditempat asalnya



PEMBAHASAN 
Bakat & Minat

A. Arti Bakat
Bakat mengandung makna kemampuan bawaan yang merupakan potensi yang masih perlu pengembangan dan latihan lebih lanjut. Bakat adalah kemampuan khusus yang menonjol diantara berbagai jenis kemampuan yang dimiliki seseorang.
Menurut Wood Wort dan Marquas bakat di masukan ke dalam kemampuan yaitu aptatude as predictable achievment an can be me asured by specialy divised test menurut ability mempunyai 3 arti yaitu:
  1. Achievement yang merupakan actual ability yang dapat di ukur langsung alat-alat tertentu
  2. Capacity yang merupakan potensi ability yang dapat di ukur secara tidak langsung melalui pengukuran terhadap kecakapan individu
  3. Aptitude yaitu kualitas yang hanya dapat di ungkapkan dengan test khusus

Bakat merupakan potensi yang masih memerlukan ikhtiar pengembangan dan  pelatihan sacara serius dan sistematis agar dapat terwujud. Jadi, yang disebut bakat adalah kemampuan alamiah untuk memperoleh pengetahuan dan ketrampilan baik yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus.

B. Fungsi Bakat
Ada beberapa fungsi bakat yaitu:
-         Dengan adanya bakat, memungkin seseoranng untuk mencapai prestasi dalam bidang tertentu
-         Dengan bakat juga dapat membuat orang menemukan jati diri dan menentukan karirnya kelak
-         Dari bakat pula dapat membuat orang menjadi sukses dan bahagia
-         Dengan bakat yang ada seseorang dapat memaksimalkan kemampuannya dan mencintai pekerjaan yang di gelutinya tanpa adanya beban

Suatu hal yang dipandang secara evident bahwa seseorang akan berhasil jika ia belajar dalam lapangan yang sesuai dengan baktnya demikian pula dalam lapangan seseorang akan lebih berhasil jika ia bekerja dalam lapangan yang sesuai dengan bakatnya.

C. Hubungan Bakat dengan Intelegensi
Bakat adalah kemampuan yang menonjol diantara berbagai jenis kemampuan yang dimiliki seseorang dan intelegensi, kemampuan yang bersifat umum untuk mengadakan penyesuaian terhadap suatu situasi atau masalah hingga hubungan keduanya sangat erat sekali dengan adanya bakat tertentu dapat membuat orang mempunyai kecerdasan atau intelegensi menjadi lebih tinggi karena bakat membuat sebuah prestasi dan dapat membuat orang mempunyai kemampuan tertentu sesuai dengan bidangnya.
Perwujudan nyata dari bakat intelegensi (kemampuan adalah timbulnya prestasi Utami menandar 1992) karena bakat dan kemampuan sangat menentukan prestasi seseorang. Oleh sebab itu sangat besar sekali hubungan bakat dan intelegensi dengan adanya bakat maka kita akan tau tingkat intelegensi atau kemampuan seseorang.

D. Aspek-Aspek Bakat
a. Bkat umum apabila kesempatan yang berupa potensi tersebut bersifat umum seperti: bakat intelegensi secara umum
b. Bakat khusus misalnya, bakat akademik, sosial dan kinestetik.

Jenis bakat khusus ada lima bidang yaitu:
-         Bakat akademik khusus untuk bekerja dalam angka-angka dan logika Bahasa
-         Bakat kreatifproduktif
-         Bakat seni
-         Bakat kinestik/psikomotorik
-         Bakat sosial


Bakat itu mencakup 3 dimensi pokok yaitu:
  1. Dimensi Perseptual
  2. Dimensi Psikomotor
  3. Dimensi Intektual

  1. Dimensi perseptual meliputi kedalam persepsi:
-         Kepekaan Indra
-         Perhatian
-         Orientasi Ruang
-         Orientasi Waktu
-         Luasnya Daerah Persepsi
-         Kecepatan Persepsi

  1. Dimensi psikomotor mencakup:
-         Faktor Keturunan
-         Implus
-         Kecepatan Gerak
-         Ketelitian
-         Koordinasi
-         Keluasan(Flexibility)

  1. Dimensi intelektual mencakup:
-         Ingatan
-         Pengenalan
-         Evaluatif
-         Berpikir Konvergen
-         Berpikir Divergen




E. Bakat dan Minat
Menurut Fraeman (1963) bakat adalah sifat “yang memberi petunjuk akan adanya kemampuan yang dimiliki seseorang dengan melalui latihan dapat direalisir menjadi kemampuan” yang nyata.
Faktor yang mempengaruhi bakat yaitu:
  1. Kemampuan atau potensi individu yang di bawa sejak lahir
  2. Minat individu yang bersangkutan
  3. Motivasi yang dimiliki individu
  4. Nilai hidup yang dimiliki individu
  5. Kepribadian individu
  6. Maturity

Lingkungan juga memegang peranan yang sangat menentukan berkembang tidaknya suatu bakat lingkungan dalam hal ini seperti:
-         Lingkungan Dalam Keluarga
-         Lingkungan Pendidikan

Minat adalah sikap jiwa seorang termasuk ketiga fungsi jiwanya (kognisi, konasi, emosi), yang tertuju pada sesuatu, dan dalam hubungan itu unsur perasaan yang terkuat.[1]
Crow (1973) berpendapat ada 3 faktor yang mempengaruhi menjadi timbulnya minat yaitu:
  1. Dorongan dari dalam individu, misalnya dorongan untuk makan
  2. Motivasi sosial dapat menjadi faktor yang menjadi/membangkitkan minat untuk melakukan sesuatu aktivitas tertentu, misalnya minat terhadap pakaian tinbul karena ingin mendapat persetujuan atau penerimaan dari orang lain
  3. Faktor emosional berhubungan erat dengan emosi
Macam-macam minat berdasarkan timbulnya yaitu:
-         Minat primitif yaitu minat tang timbul karena biologis tubuh
-         Minat kultural atau minat sosial adalah minat yang timbulnya karena proses belajar
Macam-macam minat berdasarkan Arahnya yaitu:
-         Minat Intrinsik
-         Minat Ekstremik
Macam-macam minat berdasarkan cara mengungkapkan yaitu:
-         Minat Expressed
-         Minat mamfest Interest
-         Minat Tested
-         Minat Inventoried

F. Teknik Pengukuran Bakat

1. Multiple Aptitude Batteries yaitu test bakat yang mengukur bermacam-macam kemampuan seperti pengertian Bahasa, kemampuan angka-angka, penalaran dalam berhitung. Dari hasil test ini dapat dilihat kemampuan, kekuatan atau kelemahan seseorang yang masing-masing dinyatakan dalam angka-angka tersendiri,
2. Special Aptitude Test/single Aptitude test atau test bakat khusus yaitu yang hanya mengukur satu bakat khusus tertentu sebagai contoh:
- Musical Aptitude Test
- Artistical
- Cirerical
- Mathematical[2]









[1] Ahmadi, Abu.Psikologi Umum.Jakarta: PT.Rineka Cipta,1998.
[2] Dalyono,Psikologi Pendidikan,Jakarta: PT. Rineka Cipta,1998.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Hai...... Makasih udah berkunjung di blog ku..... jangan lupa tinggalin komentarnya yach....
Makasih... ^_^